Berita

Resensi Buku : Tempe Bongkrek dan Pembantaian 1965
Karya Siswa

Resensi Buku : Tempe Bongkrek dan Pembantaian 1965

Tempe Bongkrek dan Pembantaian 1965

 

Judul Buku      : Ronggeng Dukuh Paruk

Penulis Buku   : Ahmad Tohari

Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit    : 1982 (Cetakan ke-19, 2022)

Tebal Buku      : 406 halaman

ISBN               : 978-979-22-0196-3

 

            “Ronggeng Dukuh Paruk” merupakan novel oleh Ahmad Tohari yang menceritakan tentang kisah seorang gadis bernama Srintil yang tinggal di Dukuh Paruk, sebuah desa di Pulau Jawa. Buku ini telah terbit selama 42 tahun dan dapat disebut salah satu karya legendaris. Buku ini juga sudah diadaptasi dalam berbagai bahasa serta telah diangkat di layar kaca dengan judul ‘Sang Penari’ yang disutradarai oleh Ifa Isfansyah. Ronggeng Dukuh Paruk memiliki banyak penggemar karena isu yang diangkat pada buku ini mengenai isu kompleks seperti sosial, politik, dan budaya. Dengan latar yang ditentukan pada tahun 1965, buku ini menjadi salah satu karya yang mengangkat kejadian pembunuhan massal pada tahun itu.

Kisah Ronggeng Dukuh Paruk bermula dari Srintil merupakan seorang gadis yatim piatu yang menjadi harta Dukuh Paruk. Ronggeng adalah peran yang sangat penting di dukuh terpencil tersebut. Dukuh Paruk telah menantikan kedatangan ronggeng baru dan Srintil lah yang dipilih oleh Ki Secamenggala, moyang seluruh warga Dukuh Paruk. Srintil, sang ronggeng dukuh, jatuh hati pada seorang lelaki bernama Rasus yang kemudian besar menjadi seorang tentara. Malapetaka tahun 1965 melenyapkan Dukuh Paruk dan menahan warganya. Srintil turut ditangkap. Tetapi setelah bertahun-tahun lenyap, tentara Rasus kembali lagi dalam kehidupan Srintil.

Novel Ronggeng Dukuh Paruk terkenal akan gaya bahasa beserta penggunaan majasnya tetapi ini dapat menjadi kekurangan bagi buku ini. Bahasanya yang kerap dicampur dengan bahasa daerah dapat membingungkan pembaca karena tidak ada terjemahan kata-kata yang menggunakan bahasa daerah. Penulisan novel ini juga banyak yang menggunakan kata kasar. Namun, Ahmad Tohari berhasil menarik perhatian pembaca dengan pemilihan tema sosial yang mendalam. Pesan moral dari novel ini banyak menceritakan tentang kodrat perempuan yang seringkali direndahkan. Dengan begitu, novel ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai karya fiksi yang beredukasi. Novel ini cocok dibaca oleh mahasiswa ataupun dewasa yang tertarik dengan sejarah politik pada Orde Lama.

Menurut saya, Ronggeng Dukuh Paruk dapat membuat saya sebagai pembaca turut merasakan emosi yang dirasakan tokoh, terlebih ketika mengalami konflik. Buku ini mengangkat kejadian tahun 1965 melalui sisi yang tidak orang duga yaitu melalui sisi seorang ronggeng. Sejarah pembantaian massal 1965 dapat ditelusuri lebih dalam ulang setiap kali kita membaca buku ini. Ronggeng Dukuh Paruk bukan hanya novel yang menceritakan kisah cinta Srintil dan Rasus tetapi novel ini juga mengungkap kisah malapetaka politik yang mendalam

 

Beverly Tiffany Gunawan

SMAK PLUS PENABUR Cirebon

Berita Lainnya

Indonesia National Heroes Day

Indonesia National Heroes Day

Wishing a warm and happy Indonesia National Heroes day to everyone...Let...

HYBRID GRADUATION 2021

HYBRID GRADUATION 2021

Announcement of the result of study for SENIOR HIGH has been done on March...

Info Terbaru

Hubungi Kami

SMA Kristen Plus Penabur Cirebon

Galeri Foto

Music Room
Big Five of National Chemistry Fair, “Kreativitas Dan Inovasi Dalam Energi Terbarukan Sebagai Wadah Eksplorasi Generasi Muda Untuk Mewujudkan Sustainable development Goals 7”, UNY, February 2024
Library of SMAK Plus PENABUR
School Health Room
Gym Rooms
Lab Biologi Uprak2

Statistik Kunjungan

Pengunjung Online:2
Hits Hari Ini:286
Total Hits:298606
Pengunjung Hari Ini:168
Total Pengunjung:126845

Jajak Pendapat

 Sangat menarik
 Menarik
 Cukup
 Jelek

Hasil Poling »

Video